Kembali lagi ke atas
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KLIK DISINI

Sabtu, 26 Maret 2011

samsung p1000

Mempunyai ukuran 190.09 x 120.45 x 11.98 jelas Samsung P1000 lebih kecil dibanding Ipad, apalagi dengan berat 380 g membuat Samsung P1000 benar – banar tidak jauh beda dengan sebuah ponsel bongsor. Sebagai perbandingan Ipad tidak dapat digenggam oleh telapak tangan orang dewasa, tetapi Samsung P1000 dapat digenggam dengan baik dengan satu tangan. Hal baiknya lagi Samsung P1000 berbahan plastik berkualitas tinggi tetapi tetap lebih ringan dibanding Ipad yang berbahan logam tentu saja Ipad lebih mewah secara penampakan, hal yang menjadi ciri khas Apple.Cuman bagi mereka yang fokus pada penggunaan dan efisiensi mungkin tidak menjadi perhatian serius apalagi tampilan dari Samsung P1000 tidak kalah menawan.

Perbedaan lain yang menonjol dari kedua produk ini  adalah Ipad memiliki layar yang lebih besar sekitar 9 inch sementara Samsung P1000 hanya 7 inch walaupun begitu sudah cukup nyaman ketika melihat clip video ataupun browsing intenet, Artinya tidak kekecilan seperti pada umumnya ponsel tetapi tidak kebesaran seperti sebuah notebook. Kenyamanan layar Samsung P1000 memang belum bisa menandingi teknologi "Retina” dari Ipad tetapi dengan kedalaman  16 juta warna lebih dari cukup untuk kenyamanan sebuah layar.

Bermain game dengan Samsung Galaxy Tabs pengguna akan merasakan sensasi seperti bermain game pada PC komputer, gerakan halus dengan perpindahan adegan tanpa delay yang berarti. Tidak hanya itu, apabila pengguna browsing internet ,tampilan yang dihadirkan sama persis ketika kita browsing via laptop atau PC komputer. Video You Tube dan animasi Flash dapat tampil dengan baik berkat Android WebKit Browser yang terkenal cepat seperti Opera tetapi dapat menssuport Adobe Flash versi 10.1.

Samsung P1000 juga mempunyai kamera yang cukup berkualitas walaupun hanya 3.2 megapiksel tetapi gambar yang dihasilkan cukup bagus hampir setara dengan Ipad, menariknya pengguna memiliki view yang lebih luas ketika mau mengambil gambar. Dengan kamera tersebut pengguna juga dapat merekam peristiwa atau moment yang dianggap penting dengan format MP4 beresolusi 720 x 480 piksel pada rentang 29 fps. Berbicara format video yang dapat diputar pada Samsung P1000 sangat lengkap meliputi Mpeg-4,WMV serta DivX dan Xvid. Dengan harga jual dikisaran 6 jutaan, terasa cukup dengan semua fitur yang ditawarkan Samsung P1000 Galaxy Tabs.

Spesifikasi Teknis:

  • Size: 190.09 x 120.45 x 11.98mm, 380g
  • Display: 16M colors 7” TFT LCD capacitive touchscreen of WVGA resolution
  • OS: Android 2.2 Froyo
  • CPU: 1 GHz Hummingbird CPU with PowerVR SGX540 graphics accelerator, 512 MB of RAM
  • Camera: 3.2 MP autofocus camera with D1 video recording; LED flash
  • Memory: 16 GB internal memory, expandable through a microSD card slot
  • Connectivity: quad-band GSM/GPRS/EDGE and tri-band (900/1900/2100 MHz) UMTS with HSDPA 7.2  Mbps and HSUPA 5.76 Mbps support, Wi-Fi b/g/n, Assisted   GPS, Bluetooth 3.0, 30-pin connector
  • Battery: 4,000mAh (Up to 7 hours of video playback)
  • Extra features: Gyro sensor, accelerometer sensor for automatic UI rotation, ambient light sensor, Adobe Flash Player 10.1 support

daftar .co cc

Cara Buat Domain Gratis di C0.CC

Cara membuat blog gratisan dengan domain gratis di CO.CC yang dapat diintegrasikan dengan Blogger Blogspot WordPress.com dan WordPress hosting sendiri atau free web hosting.
Kalau Anda ingin punya domain gratis Anda bisa mendaftar dengan mudah di CO.CC atau CZ.CC. Domain ini nantinya dapat digunakan untuk banyak hal.  Antara lain, (1) untuk menjadi domain blog Anda di blogger.com blogspot, (2) menjadi domain Anda di wordpress.com; (3) menjadi domain Anda dengan hosting gratis (lihat daftar hosting gratis). Fungsi nomor (3) ini khusus bagi Anda yang ingin berlatih memiliki situs dengan domain dan hosting sendiri.

Cara daftar di CO.CC
1. Kunjungi CO.CC (aff) atau CZ.CC,
2. Di kotak yang tersedia (lihat gambar 1), isi alamat yang diinginkan. Contoh. namasaya.co.cc. Klik “Check Availability”. Kalau “Available” (belum ada yang punya), teruskan prosesnya. Kalau sudah ada yang pakai, ulangi lagi dengan mengisi nama yang lain.

3. Klik “Continue to Registration” (lihat gambar 2)

4. Klik “Create an Account Now” di bagian paling bawah (lihat gambar 3).

5. Isi formulir (lihat gambar 4). Jangan lupa kasih tanda tik (centang) di bagian paling bawah pada “I accept the Terms of Service”

6. Klik “Create an account now.”
7. Proses daftar domain selesai (gambar 5).

Selanjutnya kita harus mensetting domain tersebut untuk diarahkan sesuai tujuan kita. Yang paling mudah adalah redirect atau URL forwarding.
Berikut sejumlah fungsi yang dapat kita lakukan untuk set-up domain co.cc kita:
A. Fungsi Redirect / URL Forwarding
1. Klik “Set-up”
2. Kasih tanda tik pada button (lobang) nomor 3. URL Forwarding (gambar 7)

3. Isi alamat blog Anda yang akan diredirect (gambar 8 [delapan])

4. Klik “Set Up”.
5. Ada tulisan ” Your change has been submitted.” Klik “OK”.
6. Selesai (gambar 9).

Catatan:
  1. Redirect atau URL forwarding adalah fungsi termudah dari domain co.cc. Fungsi-fungsi lain yang advanced (tindak lanjut) adalah sbb:
  2. (a) Menjadi domain dari hosting blogger.com / blogspot
  3. (b) Menjadi domain dari hosting di wordpress.com
  4. (c) Menjadi domain dari hosting gratis di 000webhost.com
  5. Membuat redirect / url forwarding bersifat sementara karena kalau tidak diset-up lebih dari 2 hari alamat yang kita buat akan di-cancel. Setelah itu, kita bisa merubahnya dengan setting advanced kalau sudah ada waktu. Tutorial untuk setting advanced, lihat di poin 2.a (integrasi dg blogger blogspot), 3,b (integrasi dg wordperss.com) dan 4(c) di atas.
Setting Advanced CO.CC:
  1. Cara Setting CO.CC dg hosting blogger,com blogspot (Custom Domain)
  2. Cara Setting CO.CC dg hosting wordpress.com (Domain Mapping)
Artikel Terkait:
Cara Buat Blog Gratis yang lain
  1. Cara Buat Domain Gratis di C0.CC
  2. Cara Membuat Blog di WordPress.Com
  3. Cara Membuat Blog Gratisan di Blogger Blogspot
  4. Cara Bikin Blog Gratis di Blogdetik
  5. Panduan Membuat Blog Gratis Dagdigdug
Panduan Untuk Blogger (yang mau jadi) Profesional:
  1. How to Make Money Online
  2. SEO Guide for Blogger WordPress
  3. Blog Tutorial
    1. Tutorial WordPress.com
    2. Tutorial WordPress Hosting Sendiri
    3. Tutorial Blogger Blogspot
    4. Tutorial Domain CO.CC
    5. Tutorial Facebook
    6. Tutorial Twitter
    7. Tutorial Blog Blogsome.com
  4. Cara Membuat Blog
  5. Cara Menulis di Blog

Grand Theft Auto 2 - Gta - Mobile Phone

Wrar40b6 Wrar40b6

visual basic 6.0 dasar

berita tehnologi

Pocket Quran untuk HP Aplikasi Java

berita bola

Trofi Piala Carling Berarti Banyak buat Arsenal
admin
Thursday, 24 February 2011 12:29
Reutershttp://mfiktea.co.cc London - Pamor Piala Carling memang kalah mentereng dibanding trofi Premier League maupun Piala FA. Meski demikian, bagi Arsenal, trofi ini amat penting dan berarti banyak buat mereka. Kenapa?

Trofi Piala Carling akan diperebutkan
Read more...
 
Menpora Tanggapi Dingin Rencana Somasi Nurdin
admin
Thursday, 24 February 2011 12:12
http://mfiktea.co.cc Jakarta - Menpora Andi Mallarangeng menanggapi dingin rencana Nurdin Halid untuk melancarkan somasi terhadap dirinya. Ia mengatakan, pemerintah juga tetap pada rencana-rencananya pada PSSI.

Ditemui wartawan di kantornya
Read more...
 
Mourinho Tunggu Benzema yang Lebih Baik
admin
Thursday, 24 February 2011 12:08
Getty Imageshttp://mfiktea.co.cc Jakarta - Pelatih Real Madrid, Jose Mourinho, cukup senang dengan performa Karim Benzema dalam laga kontra Olympique Lyon. Namun dia menilai Benzema masih harus memperbaiki diri.

Gol Benzema membuat Real
Read more...
 
Jelang Medan Chiefs vs Real Mataram - Basualdo Soroti Konsentrasi Pemain
admin
Thursday, 24 February 2011 11:54
detiksport/Meylan Fredyhttp://mfiktea.co.cc Sleman - Konsentrasi pemain jadi fokus utama pelatih Real Mataram, Jose Basualdo, jelang duel lawan Medan Chiefs. Pasalnya, masalah konsentrasi ini sudah membuat The Reds Army dua kali gagal menang.

Real Mataram sudah dua kali
Read more...
 
Rosell: Rekrut 'Fabregas Baru', Arsenal Tak Bermoral
admin
Thursday, 24 February 2011 10:32
Harper (ist.)http://mfiktea.co.cc Barcelona - Presiden Barcelona, Sandro Rosell, mengkritik Arsenal yang merekrut Jon Miquel Toral Harper dari akademi Barca. Ia menilai keputusan Arsenal untuk memboyong 'Cesc Fabregas Baru' tersebut agak tak bermoral.

Harper adalah seorang remaja
Read more...
 
Tevez di Eropa Minimal Sampai 3 Tahun Lagi
admin
Thursday, 24 February 2011 10:29
Getty Imageshttp://mfiktea.co.cc Manchester - Komitmen Carlos Tevez kepada Manchester City sedang dipertanyakan. Sang agen menjelaskan kalau kliennya itu akan menetap di Eropa paling tidak tiga tahun lagi sebelum kembali ke kampung halamannya.

Seperti yang ramai dibicarakan,

Smadav 2011 Rev. 8.4

Membudayakan Cinta Lingkungan Hidup melalui Dunia Pendidikan


Membudayakan Cinta Lingkungan Hidup melalui Dunia Pendidikan

15OKT
Dulu, Indonesia dikenal sebagai sebuah negeri yang subur. Negeri kepulauan yang membentang di sepanjang garis katulistiwa yang ditamsilkan ibarat untaian zamrud berkilauan sehingga membuat para penghuninya merasa tenang, nyaman, damai, dan makmur. Tanaman apa saja bisa tumbuh di sana. Bahkan, tongkat dan kayu pun, menurut versi Koes Plus, bisa tumbuh jadi tanaman yang subur.
Namun, seiring dengan berkembangnya peradaban umat manusia, Indonesia tidak lagi nyaman untuk dihuni. Tanahnya jadi gersang dan tandus. Jangankan tongkat dan kayu, bibit unggul pun gagal tumbuh di Indonesia. Yang lebih menyedihkan, dari tahun ke tahun, Indonesia hanya menuai bencana. Banjir bandang, tanah longsor, tsunami, atau kekeringan seolah-olah sudah menjadi fenomena tahunan yang terus dan terus terjadi. Sementara itu, pembalakan hutan, perburuan satwa liar, pembakaran hutan, penebangan liar, bahkan jugaillegal loging (nyaris) tak pernah luput dari agenda para perusak lingkungan. Ironisnya, para elite negeri ini seolah-olah menutup mata bahwa ulah manusia yang bertindak sewenang-wenang dalam memperlakukan lingkungan hidup bisa menjadi ancaman yang terus mengintai setiap saat.
Mengapa bencana demi bencana terus terjadi? Bukankah negeri ini sudah memiliki perangkat hukum yang jelas mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup? Bukankah Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional telah membangun kesepakatan bersama tentang pendidikan lingkungan hidup? Namun, mengapa korban-korban masih terus berjatuhan akibat rusaknya lingkungan yang sudah berada pada titik nadir? Siapa yang mesti bertanggung jawab ketika bumi ini tidak lagi bersikap ramah terhadap penghuninya? Siapa yang harus disalahkan ketika bencana dan musibah datang beruntun menelan korban orang-orang tak berdosa?
Saat ini agaknya (nyaris) tidak ada lagi tanah di Indonesia yang nyaman bagi tanaman untuk tumbuh dengan subur dan lebat. Mulai pelosok-pelosok dusun hingga perkotaan hanya menyisakan celah-celah tanah kerontang yang gersang, tandus, dan garang. Di pelosok-pelosok dusun, berhektar-hektar hutan telah gundul, terbakar, dan terbabat habis sehingga tak ada tempat lagi untuk resapan air. Satwa liar pun telah kehilangan habitatnya. Sementara itu, di perkotaan telah tumbuh cerobong-cerobong asap yang ditanam kaum kapitalis untuk mengeruk keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Polusi tanah, air, dan udara benar-benar telah mengepung masyarakat perkotaan sehingga tak ada tempat lagi untuk bisa bernapas dengan bebas dan leluasa. Limbah rumah tangga dan industri makin memperparah kondisi tanah dan air di daerah perkotaan sehingga menjadi sarang yang nyaman bagi berbagai jenis penyakit yang bisa mengancam keselamatan manusia di sekitarnya.
Sebenarnya kita bisa banyak belajar dari kearifan lokal nenek moyang kita tentang bagaimana cara memperlakukan lingkungan dengan baik dan bersahabat. Meski secara teoretis mereka buta pengetahuan, tetapi di tingkat praksis mereka mampu membaca tanda-tanda dan gejala alam melalui kepekaan intuitifnyaMasyarakat Papua, misalnya, memiliki budaya dan adat istiadat lokal yang lebih mengedepankan keharmonisan dengan alam. Mereka pantang melakukan perusakan terhadap alam karena dinilai bisa menjadi ancaman besar bagi budaya mereka. Alam bukan hanya sumber kehidupan, melainkan juga sahabat dan guru yang telah mengajarkan banyak hal bagi mereka. Dari alam mereka menemukan falsafah hidup, membangun religiositas dan pola hidup seperti yang mereka anut hingga kini. Memanfaatkan alam tanpa mempertimbangkan eksistensi budaya setempat tidak beda dengan penjajahan. Namun, sejak kedatangan PT Freeport Indonesia, keharmonisan hubungan masyarakat Papua dengan alam jadi berubah. Saya kira masih banyak contoh kearifan lokal di daerah lain yang sarat dengan pesan-pesan moral bagaimana memperlakukan lingkungan dengan baik.
Namun, berbagai peristiwa tragis akibat parahnya kerusakan lingkungan sudah telanjur terjadi. “Membangun tanpa merusak lingkungan” yang dulu pernah gencar digembar-gemborkan pun hanya slogan belaka. Realisasinya, atas nama pembangunan, penggusuran lahan dan pembabatan hutan terus berlangsung. Sementara itu, hukum pun makin tak berdaya menghadapi para “bromocorah” lingkungan hidup yang nyata-nyata telah menyengsarakan jutaan umat manusia. Para investor yang nyata-nyata telah membutakan mata dan tidak menghargai kearifan lokal masyarakat setempat justru dianggap sebagai “pahlawan” lantaran telah mampu mendongkrak devisa negara dalam upaya mengejar pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa.

Meskipun demikian, hanya mencari “kambing hitam” siapa yang bersalah dan siapa yang mesti bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan hidup bukanlah cara yang arif dan bijak. Lingkungan hidup merupakan persoalan kolektif yang membutuhkan partisipasi semua komponen bangsa untuk mengurus dan mengelolanya. Pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), semua warga masyarakat, dan komponen bangsa yang lain harus memiliki “kemauan politik” untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan hidup dari ulah tangan jahil para preman dan penjahat lingkungan. Hal itu harus dibarengi dengan tindakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan lingkungan hidup yang nyata-nyata telah terbukti menyengsarakan banyak umat manusia. Pedang hukum harus benar-benar mampu memancung dan memenggal kepala para penjahat lingkungan hidup untuk memberikan efek jera dan sekaligus memberikan pelajaran bagi yang lain.
Yang tidak kalah penting, harus ada upaya serius untuk membudayakan cinta lingkungan hidup melalui dunia pendidikan. Institusi pendidikan, menurut hemat saya, harus menjadi benteng yang tangguh untuk menginternalisasi dan menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak bangsa yang kini tengah gencar menuntut ilmu. Nilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat perlu terus digali dan dikembangkan secara kontekstual untuk selanjutnya disemaikan ke dalam dunia pendidikan melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pola dan gaya penyajiannya pun tidak bercorak teoretis dan dogmatis seperti orang berkhotbah, tetapi harus lebih interaktif dan dialogis dengan mengajak siswa didik untuk berdiskusi dan bercurah pikir melalui topik-topik lingkungan hidup yang menarik dan menantang.
Lingkungan hidup yang disemaikan melalui dunia pendidikan tidak harus menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi disajikan lintas mata pelajaran melalui pokok-pokok bahasan yang relevan. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak cukup hanya menjadi tanggung jawab guru Geografi atau IPA saja, misalnya, tetapi harus menjadi tanggung jawab semua guru mata pelajaran.
Mengapa budaya cinta lingkungan hidup ini penting dikembangkan melalui dunia pendidikan? Ya, karena jutaan anak bangsa kini tengah gencar menuntut ilmu di bangku pendidikan. Merekalah yang kelak akan menjadi penentu kebijakan mengenai penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak bangsa melalui bangku pendidikan sama saja menyelamatkan lingkungan hidup dari kerusakan yang makin parah. Dan itu harus dimulai sekarang juga. Depdiknas yang memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan harus secepatnya “menjemput bola” agar dunia pendidikan kita mampu melahirkan generasi masa depan yang sadar lingkungan dan memiliki kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat dan bangsanya. Nah, bagaimana? ***
————————–

Membudayakan Cinta Lingkungan Hidup melalui Dunia Pendidikan


Membudayakan Cinta Lingkungan Hidup melalui Dunia Pendidikan

15OKT
Dulu, Indonesia dikenal sebagai sebuah negeri yang subur. Negeri kepulauan yang membentang di sepanjang garis katulistiwa yang ditamsilkan ibarat untaian zamrud berkilauan sehingga membuat para penghuninya merasa tenang, nyaman, damai, dan makmur. Tanaman apa saja bisa tumbuh di sana. Bahkan, tongkat dan kayu pun, menurut versi Koes Plus, bisa tumbuh jadi tanaman yang subur.
Namun, seiring dengan berkembangnya peradaban umat manusia, Indonesia tidak lagi nyaman untuk dihuni. Tanahnya jadi gersang dan tandus. Jangankan tongkat dan kayu, bibit unggul pun gagal tumbuh di Indonesia. Yang lebih menyedihkan, dari tahun ke tahun, Indonesia hanya menuai bencana. Banjir bandang, tanah longsor, tsunami, atau kekeringan seolah-olah sudah menjadi fenomena tahunan yang terus dan terus terjadi. Sementara itu, pembalakan hutan, perburuan satwa liar, pembakaran hutan, penebangan liar, bahkan jugaillegal loging (nyaris) tak pernah luput dari agenda para perusak lingkungan. Ironisnya, para elite negeri ini seolah-olah menutup mata bahwa ulah manusia yang bertindak sewenang-wenang dalam memperlakukan lingkungan hidup bisa menjadi ancaman yang terus mengintai setiap saat.
Mengapa bencana demi bencana terus terjadi? Bukankah negeri ini sudah memiliki perangkat hukum yang jelas mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup? Bukankah Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional telah membangun kesepakatan bersama tentang pendidikan lingkungan hidup? Namun, mengapa korban-korban masih terus berjatuhan akibat rusaknya lingkungan yang sudah berada pada titik nadir? Siapa yang mesti bertanggung jawab ketika bumi ini tidak lagi bersikap ramah terhadap penghuninya? Siapa yang harus disalahkan ketika bencana dan musibah datang beruntun menelan korban orang-orang tak berdosa?
Saat ini agaknya (nyaris) tidak ada lagi tanah di Indonesia yang nyaman bagi tanaman untuk tumbuh dengan subur dan lebat. Mulai pelosok-pelosok dusun hingga perkotaan hanya menyisakan celah-celah tanah kerontang yang gersang, tandus, dan garang. Di pelosok-pelosok dusun, berhektar-hektar hutan telah gundul, terbakar, dan terbabat habis sehingga tak ada tempat lagi untuk resapan air. Satwa liar pun telah kehilangan habitatnya. Sementara itu, di perkotaan telah tumbuh cerobong-cerobong asap yang ditanam kaum kapitalis untuk mengeruk keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Polusi tanah, air, dan udara benar-benar telah mengepung masyarakat perkotaan sehingga tak ada tempat lagi untuk bisa bernapas dengan bebas dan leluasa. Limbah rumah tangga dan industri makin memperparah kondisi tanah dan air di daerah perkotaan sehingga menjadi sarang yang nyaman bagi berbagai jenis penyakit yang bisa mengancam keselamatan manusia di sekitarnya.
Sebenarnya kita bisa banyak belajar dari kearifan lokal nenek moyang kita tentang bagaimana cara memperlakukan lingkungan dengan baik dan bersahabat. Meski secara teoretis mereka buta pengetahuan, tetapi di tingkat praksis mereka mampu membaca tanda-tanda dan gejala alam melalui kepekaan intuitifnyaMasyarakat Papua, misalnya, memiliki budaya dan adat istiadat lokal yang lebih mengedepankan keharmonisan dengan alam. Mereka pantang melakukan perusakan terhadap alam karena dinilai bisa menjadi ancaman besar bagi budaya mereka. Alam bukan hanya sumber kehidupan, melainkan juga sahabat dan guru yang telah mengajarkan banyak hal bagi mereka. Dari alam mereka menemukan falsafah hidup, membangun religiositas dan pola hidup seperti yang mereka anut hingga kini. Memanfaatkan alam tanpa mempertimbangkan eksistensi budaya setempat tidak beda dengan penjajahan. Namun, sejak kedatangan PT Freeport Indonesia, keharmonisan hubungan masyarakat Papua dengan alam jadi berubah. Saya kira masih banyak contoh kearifan lokal di daerah lain yang sarat dengan pesan-pesan moral bagaimana memperlakukan lingkungan dengan baik.
Namun, berbagai peristiwa tragis akibat parahnya kerusakan lingkungan sudah telanjur terjadi. “Membangun tanpa merusak lingkungan” yang dulu pernah gencar digembar-gemborkan pun hanya slogan belaka. Realisasinya, atas nama pembangunan, penggusuran lahan dan pembabatan hutan terus berlangsung. Sementara itu, hukum pun makin tak berdaya menghadapi para “bromocorah” lingkungan hidup yang nyata-nyata telah menyengsarakan jutaan umat manusia. Para investor yang nyata-nyata telah membutakan mata dan tidak menghargai kearifan lokal masyarakat setempat justru dianggap sebagai “pahlawan” lantaran telah mampu mendongkrak devisa negara dalam upaya mengejar pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa.

Meskipun demikian, hanya mencari “kambing hitam” siapa yang bersalah dan siapa yang mesti bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan hidup bukanlah cara yang arif dan bijak. Lingkungan hidup merupakan persoalan kolektif yang membutuhkan partisipasi semua komponen bangsa untuk mengurus dan mengelolanya. Pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), semua warga masyarakat, dan komponen bangsa yang lain harus memiliki “kemauan politik” untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan hidup dari ulah tangan jahil para preman dan penjahat lingkungan. Hal itu harus dibarengi dengan tindakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan lingkungan hidup yang nyata-nyata telah terbukti menyengsarakan banyak umat manusia. Pedang hukum harus benar-benar mampu memancung dan memenggal kepala para penjahat lingkungan hidup untuk memberikan efek jera dan sekaligus memberikan pelajaran bagi yang lain.
Yang tidak kalah penting, harus ada upaya serius untuk membudayakan cinta lingkungan hidup melalui dunia pendidikan. Institusi pendidikan, menurut hemat saya, harus menjadi benteng yang tangguh untuk menginternalisasi dan menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak bangsa yang kini tengah gencar menuntut ilmu. Nilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat perlu terus digali dan dikembangkan secara kontekstual untuk selanjutnya disemaikan ke dalam dunia pendidikan melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pola dan gaya penyajiannya pun tidak bercorak teoretis dan dogmatis seperti orang berkhotbah, tetapi harus lebih interaktif dan dialogis dengan mengajak siswa didik untuk berdiskusi dan bercurah pikir melalui topik-topik lingkungan hidup yang menarik dan menantang.
Lingkungan hidup yang disemaikan melalui dunia pendidikan tidak harus menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi disajikan lintas mata pelajaran melalui pokok-pokok bahasan yang relevan. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak cukup hanya menjadi tanggung jawab guru Geografi atau IPA saja, misalnya, tetapi harus menjadi tanggung jawab semua guru mata pelajaran.
Mengapa budaya cinta lingkungan hidup ini penting dikembangkan melalui dunia pendidikan? Ya, karena jutaan anak bangsa kini tengah gencar menuntut ilmu di bangku pendidikan. Merekalah yang kelak akan menjadi penentu kebijakan mengenai penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak bangsa melalui bangku pendidikan sama saja menyelamatkan lingkungan hidup dari kerusakan yang makin parah. Dan itu harus dimulai sekarang juga. Depdiknas yang memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan harus secepatnya “menjemput bola” agar dunia pendidikan kita mampu melahirkan generasi masa depan yang sadar lingkungan dan memiliki kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat dan bangsanya. Nah, bagaimana? ***
————————–

Live Blog Stats

ngobrol bareng

Followers

 

Copyright © 2009 by uyung wiboet

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger